
Puisi "Palagan Terakhir" Pak SBY ini dirangkum dalam sebuah buku kecil berisi 31 kumpulan puisi dan pernah dibacain di depan para seniman serta budayawan yang hadir dalam acaranya. Puisi ini punya makna tentang kecemasan akan konflik horizontal yang terjadi di negri ini dan berisi doa perdamaian.
Puisi SBY (Palagan Terakhir)
Ku tatap bukit menoreh pewaris legenda
Guratan sejarah ketika raja berebut tahta
Di sepanjang pelana di kolong awan jingga
Satria berlaga untuk sebuah nama
Meski menoreh tak terbakar karena ilalang
Tapi amarah tetap menyala tak pernah padam
Membakar jiwa yang haus kuasa
Dalam kemarau panjang dan bencana persaudaraan di tanah jawa
Di malam hening bebatuan bertutur kisah
Satria muda yang bertafakur
Di akhir laga menengadah dan membisikan pesan
Pada sebuah zaman yang belum datang
Biarlah bukit ini mengakhiri kisahku dan mengubur mimpi-mimpi buruk
Di atas palagan yang tak kering darah
Dengan hatiku ku padamkan para penatar maut dan raga
Di sini di tanah ini (sumber)
Bagaimana menurut loe... tentang puisinya pak SBY?
Buruan pada buat puisi, jangan mau kalah dunk... Pak SBY aja bisa berpuisi di kancah politik indonesia.
yupppp....
Posting Komentar