Puisi SBY (Palagan Terakhir)

No Comment - Written by bocah google on Kamis, 28 Mei 2009

Pak presiden kita ini selain bisa nyanyi, juga jago buat puisi. Buktinya dalam acara bertema "Budaya" Pak SBY memamerkan puisinya, yang katanya buat nyaingin Pak Yusuf Kalla yang juga ber-Puisi sebelumnya. Kirain cuma artis doank yang bisa saingan, ternyata para pemimpin bangsa juga bisa saingan ya? seperti bocah google yang besaing dengan blogger laen hehehe.

Puisi "Palagan Terakhir" Pak SBY ini dirangkum dalam sebuah buku kecil berisi 31 kumpulan puisi dan pernah dibacain di depan para seniman serta budayawan yang hadir dalam acaranya. Puisi ini punya makna tentang kecemasan akan konflik horizontal yang terjadi di negri ini dan berisi doa perdamaian.


Puisi SBY (Palagan Terakhir)

Ku tatap bukit menoreh pewaris legenda
Guratan sejarah ketika raja berebut tahta
Di sepanjang pelana di kolong awan jingga
Satria berlaga untuk sebuah nama

Meski menoreh tak terbakar karena ilalang
Tapi amarah tetap menyala tak pernah padam
Membakar jiwa yang haus kuasa
Dalam kemarau panjang dan bencana persaudaraan di tanah jawa

Di malam hening bebatuan bertutur kisah
Satria muda yang bertafakur
Di akhir laga menengadah dan membisikan pesan
Pada sebuah zaman yang belum datang

Biarlah bukit ini mengakhiri kisahku dan mengubur mimpi-mimpi buruk
Di atas palagan yang tak kering darah
Dengan hatiku ku padamkan para penatar maut dan raga
Di sini di tanah ini (sumber)


Bagaimana menurut loe... tentang puisinya pak SBY?

Buruan pada buat puisi, jangan mau kalah dunk... Pak SBY aja bisa berpuisi di kancah politik indonesia.

yupppp....

 
This Post has No Comment Add your own!

Posting Komentar

 
Copyright 2009 by Anak Nias | Bocah Google Design template by Darren Delaye Host in Blogger.com